Thursday, August 28, 2014

sirah sahabat

TSABIT BIN QAIS
                Tsabit bin qais alanshary adalah seorang pemimpin khazraj yang terkemuka, dan pemuka yatsrib yang di perhitungkan.
                Dia adalah seorang cerdas, jenius,fasih,bersuara lantang,apabila  berkata dia selalu unggul, apabila berbicara  selalu memukau pendengarnya.
                Tsabit bin qais termasuk salah seorang yang pertama-tama masuk islam di yatsrib.ketika dia mendengar ayat-ayat alquran yang dibaca oleh mus’ab bin umair dengan suaranya yang merdu maka maresaplah alquran dengan keindahan bahasanya melalui pendengaranya ,untuk kemudian menguasai hatinya dan memenuhinya dengan hidayah.
                Maka Allah melapangkan dadanya dengan iman,dan mengangkat derajatnya dengan bergabung dibawah panji islam.
                Ketika rasulullah SAW  dan Abu bakar assidiq hijrah ke Madinah,Tsabit bin qais beserta seluruh kelompoknya yang terdiri dari penunggang kuda pillihan menyambut keduanya dengan sambutan yang luarbiasa maka majulah tsabit bin qais dan mengawali sambutannya dengan mengucapkan tahmid dan pujian kepada Allah serta shalawat kepada nabinya.
                Dan menutup sambutannya dengan ucapan:”sesungguhnya kami telah berjanji kepadamu wahai rasulullah bahwa kami akan senantiasa melindungimu sebagaimana kami melindungi diri ,anak-anak,serta istri-istri kami.maka apa yang akan kami peroleh sengan semua itu?”
                Rasulullah SAW berkata:”syurga”
                Maka kata”syurga”mendengung disetiap telinga orang yang hadir pada waktu itu hingga wajah mereka menjadi bercahaya dikarenakan kegembiraan yang luarbiasa.mereka berkata:”kami ridla wahai rasulullah…kami ridla…” sejak saat itu, rasulullah SAW mengangkat Tsabit bin qais sebagai juru bicara beliau sebagaimana mengangkat Hasan bin tsabit sebagai salah satu penyairnya.
                Maka setiap kali utusan orang-orang arab datang untuk mendebat dan membangga-banggakan  kefasihan pembicara dan penyair mereka,rasulullah mengutus Tsabit bin qais untuk mengalahkan pembicara mereka dan mengutus Hasan bin tsabit untuk mengungguli penyair mereka.
                Tsabit bin qais adalah seorang mukmin sejati,bertaqwa dengan sebenar-benarnya,orang yang sangat takut kepada Rabnya,dan orang yang senantiasa menjaga dirinya dari setiap hal yang di benci Allah SWT.
                Suatu ketika rasulullah melihatnya sedang bersedih,tubuhnya gemetar karena rasa takut dan khawatir.maka rasul berkata:ada apa denganmu wahai abu Muhammad?
                Dia menjawab:  saya takut telah binasa wahai rasulullah…
                Rasul berkata: kenapa?
                Tsabit bin qais:Allah telah melarang kita dari rasa suka dipuji untuk suatu hal yang tidak kita lakukan,tetapi aku orang yang suka pujian.Allah juga melarang kita dari rasa sombong tetapi aku kadang berbangga-bangga dengan diriku.
                Rasulullah terus menenangkan Tsabit bin qais dari kegelisahannya sehingga beliau berkata:”wahai Tsabit,tidakkah engkau ridla jika engkau hidup terhormat,mati sebagai syahid,dan engkau masuk syurga?
                Maka berbinarlah wajah Tsabit bin qais setelah mendengar kabar gembira dari rasulullah tersebut,dan berkata:”ya,wahai rasulullah”
                Rasul berkata:”semua itu akan engkau dapatkan”
                Ketika turun firman Allah SWT:
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.(alhujurat:2). Tsabit bin qais menjauhi majlis rasulullah meskipun dia sangat mencintai rasul dan selalu bersama beliau bahkan dia tidak pernah pergi dari sisi rasulullah kecuali untuk melaksanakan shalat.dengan menghilangnya Tsabit,rasulullah merasa kehilangan.beliau berkata: siapa yang mau mencari tahu keadaan Tsabit bin qais?
                Berkatalah salah seorang sahabat anshar:saya yang akan mencari tahu keadaannya wahai rasulullahmaka pergillah sahabat anshar tersebut kerumah Tsabit bin qais dan menjumpainya sedang bersedih sambil menundukkan kepalanya.
Sahabat anshar berkata:bagaimana kabarmu wahai abu Muhammad?
Dia menjawab:tidak terlalu baik
Sahabat anshar berkata:kenapa?
Dia menjawab:engkau tahu bahwa saya adalah orang yang bersuara keras,suaraku sering lebih keras dari suara rasulullah SAW dan telah turun ayat alquran(yang melarang hal tersebut)sebagai mana yang engkau tahu.saya mengira semua amalanku telah binasa karenanya dan saya khawatir saya akan menjadi penduduk neraka.
                Maka pergilah sahabat anshar tersebut kepada rasulullah SAW dan menceritakan apa yang dia lihat dan dia dengar kepada beliau,sehingga beliau berkata:pergilah engkau kepada Tsabit bin qais dan katakan padanya:engkau bukan penduduk neraka tetapi engkau adalah penduduk syurga.ini adalah berita yang sangat mengembirakan bagi Tsabit bin qais dan selalu dia harapkan sepanjang hidupnya.
                Tsabit bin qais selalu ikut berperang bersama rasulullah kecuali perang badar,dia selalu terjun dalam medan pertempuran untuk mencari syahid sebagaimana yang dijanjikan oleh nabi saw,tetapi ia selalu luput dari kesyahidan yang sudah begitu dekat.sehingga terjadilah peperangan antara kaum muslimin dan Musailamah alkadzaab pada masa Abu bakar assiddiq ra.ketika itu Tsabit bin qais ditugaskan sebagai pemimpin pasukan dari kalangan anshar,Salim maula abi hudzafah sebagai pemimpin pasukan dari kalangan muhajirin,dan Khalid bin walid sebagai pemimpin utama seluruh pasukan.
                Pada peperangan itu Musailamah alkadzab dan pasukannya selalu bisa mengungguli pasukan islam,sehingga mereka berhasil menyerbu tenda Khalid bin walid,memotong-motong dan merobeknya,bahkan mereka hendak membunuh istri Khalid bin walid(Umu tamim).
                Melihat kelemahan  dan kehinaan yang dialami kaum muslimin pada waktu itu,Tsabit bin qais merasa hatinya dipenuhi dengan rasa sedih dan dukacita. mendengar kaum muslimin saling menyalahkan satu dengan yang lain dadanya terasa sesak karena rasa sedih yang teramat dalam. Dimana orang-orang yang berasal dari  perkotaan menuduh orang-orang yang berasal dari pedesaan sebagai pengecut,sedangkan orang-orang pedesaan menuduh mereka yang berasal dari kota sebagai orang yang tidak mahir berperang dan tidak tahu strategi perang.
                Saat itulah Tsabit bin qais kemudian berdiri dengan memakai kain kafan dia telah siap untuk menjemput kesyahidannya sambil berkata:wahai kaum muslimin! ketika bersama rasulullah, kami tidaklah berperang dengan cara seperti ini.hal terburuk yang engkau lakukan adalah membiarkan musuh-musuhmu menjadi semakin berani kepadamu,dan engkau membiarkan dirimu sehingga tidak mau menolong saudaramu.
                kemudian Tsabit mengangkat tangannya sambil berkata:ya Allah !saya berlepas diri kepadamu dari kesyirikan yang mereka lakukan(yakni musailamah alkadzab dan kaumnya).saya juga berlepas diri kepadaMU dari apa-apa yang telah mereka lakukan(yakni kaum muslimin yang terpecah belah).
                Maka majulah Tsabit bin qais kemedan pertempuran bagai singa yang buas bersama sekelompok sahabat dari generasi awal,diantaranya:Albarra bin malik Alanshary,Zaid bin Alkhattab(saudara dari amirul mukminin Umar bin Alkhattab),Salim maula Abi hudzafah,dan lainnya.
                Hal itu membangkitkan kembali semangat dan tekat didada kaum muslimin dan menggentarkan kaum musyrikin sehingga mereka menjadi lemah dan takut.
                Tsabit bin qais terus merengsek masuk kebarisan musuh dari setiap penjuru dan memukul mundur mereka dengan semua senjata yang dimilikinya sehingga dia menjadi lemah karena banyaknya luka yang ada disekujur tubuhnya,maka jatuhlah Tsabit bin qais dimedan perang dengan bahagia karena dia telah mendapatkan apa yang telah ditaqdirkan oleh Allah baginya berupa syahid sebagaimana yang telah dijanjikan rasulullah SAW.alangkah bahagianya dia karena Allah telah memenangkan kaum muslimin .
                Ketika meninggal Tsabit bin qais masih mengenakan baju besi yang mahal,kemudian lewatlah seorang laki-laki dari kaum muslimin,ia melepaskan pakaian besi tersebut darinya dan mengambil untuk dirinya.
                Pada malam setelah kesyahidannya,seseorang bermimpi telah melihat Tsabit bin qais didalam tidurnya,ia berkata kepadanya:”saya Tsabit bin qais,apakah engkau mengenalku?” orang itu menjawab:”ya,aku mengenalmu”,lalu Tsabit berkata:”saya akan berwasiat kepadamu dan janganlah engkau mengatakan ini hanyalah mimpi sehingga engkau menyia-nyiakannya.ketika aku terbunuh kemarin,ada seorang yang memiliki ciri-ciri seperti ini dan ini(menyebutkan ciri-ciri orang tersebut), ia telah mengambil baju besiku dan membawa ketendanya.ia meletakkan baju besi tersebut dibawah kuali miliknya dan menutupinya dengan sebuah  pelana.maka datanglah engkau kepada Khalid bin walid dan meminta kepadanya agar ia mengutus seseorang untuk mengambil baju besiku darinya.saya juga akan berwasiat kepadamu,dan janganlah engkau mengatakan bahwa ini hanyalah mimpi sehingga engkau menyia-nyiakannya.katakan kepada Khalid bin walid:”apabila engkau menghadap khalifah rasulullah dimadinah maka katakan kepadanya bahwa Tsabit bin qais masih menanggung hutang sekian dan sekian(menjelaskan jumlah hutang yang ditanggungnya),dan dua budakku yaitu fulan dan fulan telah aku merdekakan,maka hendaklah ia membayar hutangku dan memerdekakan dua budakku.
                Ketika orang tersebut bangun dari tidurnya ia segera menemui Khalid bin walid dan menceritakan kepadanya tentang   apa yang ia dengar dan ia lihat didalam mimpinya,maka Khalid segera mengutus orang untuk mengambil baju besi itu dari  orang yang telah mengambilnya dan mendapatinya masih berada ditempat baju besi tersebut disimpan dalam keadaan utuh.dan saat Khalid bin walid pulang kemadinah,ia menceritakan kepada Abu bakar assiddiq tentang Tsabit bin qais dan wasiatnya.

                Tak ada wasiat bagi orang yang telah meninggal yang dilaksanakan kecuali wasiat Tsabit bin qais,mudah-mudahan Allah meridlai Tsabit bin qais dan menempatkannya ditempat yang tinggi disisiNYA.

annisa: 135

Tadabbur ayat (annisa:135)
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَداءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيراً فَاللَّهُ أَوْلى بِهِما فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كانَ بِما تَعْمَلُونَ خَبِيراً (135)
“ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia (yang terdakwa) Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan” (annisa:135).
Mengawali ayat ini Allah SWT kembali menyeru  dengan ucapannya ” wahai orang-orang  yang beriman”. bagi orang-orang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai mukmin,cukuplah seruan ini untuk menggugah hatinya dan bersiap untuk menyambut seruanNYA. Sebagaimana ucapan  Ibn mas’ud ra,beliau berkata: ketika engkau mendengar Allah SWT berkata ”wahai orang-orang yang  beriman” maka perhatikanlah!karena setelahnya ada kebaikan yang Allah perintahkan untuk melaksanakannya atau kejelekan yang Allah melarangnya.
Hal ini kemudian dilanjutkan dengan perintahnya كونوا قوامين بالقسط  (jadilah kamu penegak keadilan),ini adalah perintah langsung dari Allah yang sangat jelas kepada orang-orang mukmin agar ikut andil dan berpartisipasi didalam setiap usaha untuk menegakkan keadilan dimanapun dan kapanpun. partisipasi tersebut bukanlah partisipasi ala kadarnya yang dilaksanakan setengah hati,tetapi Allah menuntut kepada orang-orang mukmin agar menjadi قوامين بالقسط  bukan  hanya sekedarقائمين بالقسط  .didalam bahasa arab kata  قوامينmerupakan salah satu bentuk sighah mubalagah yang mengandung makna ”banyak”. Artinya, yang dituntut oleh Allah SWT dari orang mukmin adalah agar dia ikut andil dalam setiap usaha menegakkan keadilan dengan mencurahkan segenap potensi yang dia miliki secara maksimal.
Keterlibatan kita dalam barisan penegak keadilan adalah karena kita ingin menjadi saksi bagi Allah dan hanya orang-orang yang adil saja yang berhak untuk menjadi saksiNYA.didalam tafsirnya Arrazi mengatakan bahwa diantara salah satu hikmah mengapa Allah mendahulukan perintah untuk menegakkan keadilan sebelum perintah untuk menjadi saksi bagiNYA adalah agar kita berusaha memperbaiki semua hal yang berhubungan dengan diri kita, sebelum menasihati orang lain,atau agar kita adil terhadap diri kita sendiri sebelum kita menjadi saksi bagi orang lain. 
Orang yang adil akan senantiasa memberikan kesaksian yang jujur,meskipun kejujurannya tersebut akan membahayakan dirinya,orangtuanya,ataupun keluarganya,karena dia sadar bahwa nilai keadilan dan kejujuran melebihi itu semua. orang yang adil tidak akan memihak kepada orang kaya karena kekayaannya  tidak pula kepada orang miskin hanya karena rasa kasihan kepada mereka sebagaimana asbaab annuzul  (sebab turunnya ayat)ayat ini,diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim bahwa telah terjadi perselisihan antara dua orang,yang satu adalah orang yang kaya sedangkan yang lain adalah orang yang miskin.mellihat hal tersebut rasulluah saw cenderung untuk memihak orang yang miskin,karena pada umumnya orang kaya  dengan kekayaanya akan lebih mudah untuk berbuat dzalim dibandingkan orang yang miskin dengan kefakirannya,tetapi kemudian ditegur oleh Allah : ”jika dia(yang terdakwa)kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu akan kemaslahatan(kebaikannya), maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran”

Sudah menjadi sunatullah,jika disana ada orang-orang yang bergabung dengan para penegak keadilan maka disisi lain ada kelompok yang membenci keadilan dan berusaha untuk menghancurkan mereka yang istiqamah dalam kebenaran dengan berbagai makar dan tipumuslihat,mereka akan menggunakan kekuatan jaringan kelompoknya untuk menekan, mereka akan menggunakan uangnya untuk menyuap,bahkan mereka tidak segan untuk membinasakan para penegak keadilan dengan kekerasan.maka hendaknya mereka yang memilih untuk berada dibarisan penegak keadilan untuk bergabung dalam satu jamaah agar terhindar dari segala tipudaya yang mengintai karena serigala tidak akan menerkam buruannya kecuali jika buruan itu terpisah dari kelompoknya. waalahu 'alam bishawab.